Pernikahan adalah hal yang dilewati manusia normal. Tentunya, seseorang berharap hanya dinikahi sekali seumur hidup. Kenapa saya bilang begitu? Karena untuk menikahi (bedakan menikahi dan dinikahi) mungkin ada niat lagi. Hehehe.
Adapun penyebab umum mau menikah lagi tersebut karena ketidak-puasan dengan yang telah ada. Meskipun naluriahnya manusia tak pernah merasa puas, tetapi naluri tersebut tentu bisa di kondisikan untuk setia dengan satu pasangan.
Menilik ketidakpuasan tersebut, kenapa bisa begitu? Sederhananya karena mereka berlanjut ke-pernikahan hanya bermodal cinta. Kita harus tahu bahwasanya hakikat cinta itu adalah ilusi, angan dan mimpi. Sejatinya cinta itu bukan hal yang absolut. Hal ini bisa anda cari di mbah gugel, beberapa kata bijak tentang cinta. Ini pun saya tulis dan saya renungkan dari kata bijak tersebut.
Faktanya sebagian besar bahkan hampir keseluruhan, setelah menikah. Si istri jatuh – malah bilang hati hati dong kalau jalan. Suami tidur cepat – kamu tidur aja sih, bantuin ini dong.
Lalu kriteria seperti apa yang harus dinikahi. Ialah seseorang yang bisa kamu terima semua kekurangannya dan menerima kekuranganmu. Hati hati, cinta tak selalu begini.
Berapa banyak yang dulu katanya cinta, apapun akan kulakukan untukmu. Coba aja udah menikah, badan istri sudah mulai melar. Wah, pasti jika hanya kata cinta, sudah pasti mencari cinta yang lain. Itulah cinta, hanya impian dan ilusi serta harapan terhadap kesempurnaan. Sementara kesempurnaan itu tak pernah ada pada manusia, bisa disimpulkan cinta itu hanya impian semata.
Coba kembalikan pada kriteria yang saya sebutkan di atas, ketik telah mampu menerima kekurangan seseorang tersebut, meskipun bisa dibilang tidak cinta. Apapun yang akan terjadi, kita pasti tetap menerima dan merasa bersyukur. Di sanalah kunci kesetiaan itu berada.
Adapun penyebab umum mau menikah lagi tersebut karena ketidak-puasan dengan yang telah ada. Meskipun naluriahnya manusia tak pernah merasa puas, tetapi naluri tersebut tentu bisa di kondisikan untuk setia dengan satu pasangan.
Menilik ketidakpuasan tersebut, kenapa bisa begitu? Sederhananya karena mereka berlanjut ke-pernikahan hanya bermodal cinta. Kita harus tahu bahwasanya hakikat cinta itu adalah ilusi, angan dan mimpi. Sejatinya cinta itu bukan hal yang absolut. Hal ini bisa anda cari di mbah gugel, beberapa kata bijak tentang cinta. Ini pun saya tulis dan saya renungkan dari kata bijak tersebut.
Cinta itu Hakikatnya tidak Ada, hanya Ilusi dan hanya Mimpi –AnonimDalam logikanya, bisa dperhatikan. Apalagi yang telah berumah tangga. Sejauh mana pernikahan dengan awal katanya cinta saja bisa bertahan. Contohnya, ketika pacaran yang katanya cinta, saat pasangan anda terjatuh, anda pasti buru buru tanya kenapa, apa yang sakit, atau sering kirim pesan – kamu udah mamam, kamu jangan begadang dll.
Faktanya sebagian besar bahkan hampir keseluruhan, setelah menikah. Si istri jatuh – malah bilang hati hati dong kalau jalan. Suami tidur cepat – kamu tidur aja sih, bantuin ini dong.
Lalu kriteria seperti apa yang harus dinikahi. Ialah seseorang yang bisa kamu terima semua kekurangannya dan menerima kekuranganmu. Hati hati, cinta tak selalu begini.
Berapa banyak yang dulu katanya cinta, apapun akan kulakukan untukmu. Coba aja udah menikah, badan istri sudah mulai melar. Wah, pasti jika hanya kata cinta, sudah pasti mencari cinta yang lain. Itulah cinta, hanya impian dan ilusi serta harapan terhadap kesempurnaan. Sementara kesempurnaan itu tak pernah ada pada manusia, bisa disimpulkan cinta itu hanya impian semata.
Coba kembalikan pada kriteria yang saya sebutkan di atas, ketik telah mampu menerima kekurangan seseorang tersebut, meskipun bisa dibilang tidak cinta. Apapun yang akan terjadi, kita pasti tetap menerima dan merasa bersyukur. Di sanalah kunci kesetiaan itu berada.
Share Yuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar